Hanya tempat berbagi

الإسلام

Islam artinya berserah diri, jadi Muslim artinya adalah berserah diri. Kepada siapa ? Kepada yang menciptakan muslim itu sendiri, yaitu Allah Azza wa Jalla.

أحبّ

أحبّ = Mencintai, (Eng : Loving)

انا

Saya (English : I)

Sinetron yang mengingatkan lagi melalaikan


Seusai shalat Maghrib biasanya Rahmat menyantap makan malamnya, malam ini ia berniat melaksanakan shalat tarawih di masjid dekat pasar yang jaraknya kurang lebih 1 km dari rumahnya. Sambil menyantap hidangan yang alakadarnya Rahmat menonton televisi.
Kebetulan malam ini jadwal tayang sinetron Ramadhan favorit keluarga Rahmat. Waktu menunjukkan pukul 19.00. Rahmat sudah berniat berangkat ke Masjid pada pukul 19.30, Waktu shalat ‘Isya adalah pukul 19.50. Artinya Rahmat punya 20 menit untuk perjalanan. Sebenarnya dalam kondisi sepi Rahmat bisa sampai ke masjid hanya dalam waktu 5 menit dengan mengandarai sepeda motor.
***
Waktu menunjukkan pukul 19.30, Rahmat ingat sekarang waktunya berangkat, namun sinetron yang ia tonton semakin seru saja jalan ceritanya.
“Tolong sediakan saya soto dong mba!”, pinta seorang pelanggan kepada sang pelayan rumah makan.
“Ini baru saja masuk waktu dzuhur, Saya mau shalat dzuhur dulu, tolong tunggu sebentar ya mas!”, jawab sang pelayan.
“Shalat dzuhur kan bisa nanti. Sebentar aja, saya sudah lapar nih mba”, kata pelanggan tadi.
“Mas, siapa yang bisa menjamin bahwa saya akan sempat mengerjakan hal yang saya tunda? Kalau saya menunda waktu dzuhur saya sebentar dan saya gunakan waktu yang sebentar itu untuk membuatkan mas soto, kemudian saya ceroboh dan akhirnya soto yang panas itu tertumpah ke badan mas bagaimana? Lalu saya panik dan coba lari ke luar gang. Nah di depan gang saya ketemu sama ibu kontrakan. Lalu saya ingat bahwa saya belum bayar kontrakan 2 bulan. Akhirnya saya ngumpet di tempat teman saya sampai sore dan lupa deh sama mas yang kena soto panas”. Tandas sang pelayan sambil bermuka masam.
***
Rahmat menengok jam. “Oh.. Masih lama... masih sempat nonton, sebentar lagi ah...”, ujar Rahmat di dalam hati. Rahmat melanjutkan menonton.
***
“Wah, terus saya bagaimana dong mba?”, tanya sang pelanggan ketakutan.
“Yang sudah-sudah sih mati melepuh.”, jawab sang pelayan.
“Ada apa sih?”, tanya ibu pemilik rumah makan yang baru saja selesai mengerjakan shalat.
“Eh, gantian gih, sekarang giliran kamu untuk shalat dzuhur”, kata si Ibu kepada pelayannya.
“Sebentar bu, ini ada orang yang ingin merasakan ‘tersiram’ soto panas”. Jawab sang pelayan.
“Sebentar? Siapa yang tahu bahwa ini adalah waktu sebentar kamu yang terakhir”. Tandas sang ibu pemilik warung.
Pelayan itu pun tersenyum. Kemudian tayangan diganti menjadi iklan komersial.
Deeggg.... Rahmat pun merenung, ia menengok jam. Astaghfirullah, sekarang pukul 19.40, 10 menit lagi waktu shalat.
Rahmat pun bergegas memasang baju koko dan kopiahnya serta tak lupa memakai parfum, kemudian bergegas menyalakan sepeda motor dan berangkat.
Baru sekitar 3 menit berjalan, laju kendaraan Rahmat pun terhenti. Di simpang 3 Jalan ada pasar malam yang sedang ramai-ramainya. Maklum, ini sudah malam ke-25, pekan depan sudah lebaran. Jadi pada malam ini masyarakat sekitar kampung Rahmat banyak yang ‘tarawih’ di pasar malam. Akibatnya jalan kecil menjadi macet sepanjang 200 meter. Rahmat pun tertegun, 10 menit kemudian ia berhasil lolos dari kemacetan, ia menengok jam tangannya sekarang sudah pukul 19.59. Sesampainya di masjid rahmat mendapati imam telah sujud pada rakaat kedua. Artinya rahmat harus mengganti 2 rakaat shalatnya (Masbuk). Seusai shalat rahmat berkata, “Astaghfirullah, Ya Allah aku telah lalai”.

Categories: